KONSEP
PENGEMBANGAN
CIREBON
METROPOLITAN
Oleh:
Yanuar Barlianto,.SE.MM
ABSTRAKSI
Patut Berbangga Bagi Masyarakat Cirebon dan sekitarnya,
karena Wilayah III Cirebon bagian dari Konsep Pengembangan Metropolitan di Provinsi Jawa Barat, Sektor
perdagangan dan jasa merupakan sektor andalan bagi
perekonomian Kota Cirebon. Majunya kedua sektor ini dikarenakan letak
perdagangan bagi Wilayah III, dan juga merupakan kota lintasan yang
menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kondisi tersebut memacu Perkembangan
Perdagangan, Jasa perhotelan dan Pariwisata diwilayah
III
Cirebon.
Pengembangan bidang kepariwisataan saat ini menjadi hal yang sangat
penting. Setiap tahun arus wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang
ke wilayah III Cirebon terus meningkat, Peningkatan ini perlu diimbangi dengan
peningkatan penyediaan kamar hotel maupun akomodasi lainnya, berikut ini
gambaran Banyaknya Usaha,Kamar,Tempat tidur,Rata-rata pekerja/usaha dan per
kamar, serta rata-rata tamu /hari pada usaha akomodasi menurut Kabupaten - Kota
Tahun 2015.
Kabupaten-Kota
|
Banyaknya
|
Rata-rata pekerja/usaha
|
Rata-rata tamu /hari
|
|||||
Usaha
|
Kamar
|
Tempat Tidur
|
Usaha
|
Kamar
|
Usaha
|
Kamar
|
Tempat Tidur
|
|
1. Kota Cirebon
|
40
|
1.769
|
2.735
|
29,73
|
0,67
|
829
|
14
|
843
|
2. Kab. Cirebon
|
20
|
650
|
969
|
21,90
|
0,67
|
228
|
1
|
229
|
3. Kab Kuningan
|
43
|
1.170
|
1.785
|
14,93
|
0,55
|
929
|
2
|
930
|
4. Kab Indramayu
|
27
|
694
|
955
|
13,93
|
0,54
|
264
|
51
|
314
|
5. kab Majalengka
|
9
|
193
|
297
|
9,56
|
0,45
|
114
|
0
|
114
|
Sumber; BPS Provinsi Jawa barat
Keberadaan Industri
perhotelan yang representatif
menjadi sangat penting. Untuk
melihat perkembangan industri
perhotelan diantaranya dapat dilihat
dari indikator tingkat
penghunian kamar hotel, tingkat penghunian kamar hotel sejak
tahun 2007 sudah mencapai diatas 50 persen untuk
hotel berbintang, sementara
untuk hotel tak
berbintang masih dibawah 50.
Kondisi tahun 2008
jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, yaitu tahun
2007, tingkat penghunian
kamar hotel berbintang
mengalami peningkatan, namun sebaliknya
untuk hotel tak
berbintang mengalami penurunan.
Perkembangan metropolitan akan
menghela pembangunan ekonomi wilayah Pembangunan III Provinsi Jawa Barat dan pemerintahan mencakup 5 kabupaten kota (Ciayumajakuning) meliputi;
Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten
Majalengka.
Wilayah III merupakan kesatuan perkotaan dan kabupaten yang terbentuk karena kegiatan aglomerasi ekonomi,
aktivitas sosial masyarakat, lahan terbangun, dan penduduk yang mencapai 6,3 juta jiwa. Penduduk merupakan potensi
Sumber daya Manusia yang dapat mengembangkan perekonomian juga menjadi modal
dasar kekuatan Perekonomian suatu daerah.
Dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah
dan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut
diperlukan bermacam – macam data statistik yang dapat dijadikan bahan evaluasi
pembangunan ekonomi yang telah dicapai dan perencanaannya dimasa yang akan
datang.
1.
Hampir seluruh kategori
dalam perekonomian Kuningan merupakan unggulan dan potensial, kecuali
pertambangan, industri, pengadaan listrik gas dan penyediaan akomodasi dan
makan minum.
2. Kategori
dalam perekonomian Cirebon juga merupakan unggulan dan potensial, kecuali pertambangan, industri, pengadaan listrik gas
dan informasi dan komunikasi
3. Sedangkan
kategori dalam perekonomian Majalengka merupakan unggulan dan potensial,
kecuali pertambangan, Industri,
pengadaan listrik gas, pengadaan air, transportasi dan real estate bukan
merupakan unggulan dan kurang potensial,
tetapi dengan dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat ( BIJB), Kertajati
AeroCity dan selesainya pembangunan tol Cipali maka terdapat perubahan peta
kekuatan ekonomi di Majalengka, seperti menjamurnya Industri – industri
disekitar jalur tol, jasa transportasi dan lain sebagainya.
4. Di
Indramayu, kategori pertanian, pertambangan dan industri merupakan unggulan dan
potensial untuk dikembangkan
Wisata Ciayumajakuning
merupakan potensi yang bisa dikembangkan juga merupakan kearifan lokal dan
budaya, berikut ini merupakan beberapa tempat wisata yang ada diwilayah
Ciayumajakuning.
A. Kerajinan
- Batik Keraton 14. Relief Logam
- Batik Pesisir 15. Kerajinan Gerabah
- Batik Pecinan 16. Lukisan Kaca
- Batik Trusmi 17. kaligrafi
- Aneka Kerajinan Rotan 18. Ukir Wayang Golek Cepak
- Aneka Kerajinan Daur Ulang ( limbah Rotan ) 19. Ukir Wayang Kulit
- Ukir Kedok 20. Ukir Kayu
- Kedok Gerabah 21. Kaca Mozaik
- Kedok Karet 22. Ukir Batu
- Kedok Pasir 23. Sandal Jamblang
- Kedok Fiber Glass
- Kedok Gipsum
- Ukir Perak
B. Wisata
1. Waduk Darma, 12.
Taman Buana Marga dan Puri
2. Kebun raya kuningan 13. Situ Sangiang
3. Cibulan, 14.
Curug Muara Jaya
4. Curug Sidomba, 15. Situs Prabu Siliwangi
5. Linggar jati, 16.
Situ Talaga Herang
6. Taman Ade Irma ( water park), 17.Sirkuit Terpadu Gagaraji
7. Gunung Jati, 18.
Paralayang
8. Gua Sunyaragi, 19.
Wisata Agro Batu Luhur
9. Situs Plangon,
10. Situs Belawa (
Kura-kura )
11.
C. Sentra Oleh – Oleh / Wisata
Kuliner
1. Empal gentong, 6.
Intip Tahu
2. Nasi Jamblang, 7.
Sentra Kerupuk dan Terasi Cirebon
3. Nasi Lengko, 8.
Emping Melinjo
4. Tahu Gejrot, 9.
Manisan
5. Docang,
Pada dasarnya pembangunan
ekonomi adalah serangkaian usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,
memperluas lapangan pekerjaan, pemerataan
pembagian pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar daerah/wilayah
dan mengupayakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi yang semula dari sektor primer, yaitu sektor yang bergantung pada
jenis lapangan usaha pertanian serta pertambangan dan penggalian kepada sektor
sekunder (lapangan usaha industri
pengolahan; listrik, gas dan air minum; konstruksi/bangunan) serta
sektor tersier (lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; bank/lembaga keuangan, perusahaan persewaan,
jasa pemerintahan dan jasa swasta).
Dibawah ini kita dapat melihat
gambaran Distribusi Produk Domestik Regional Bruto, merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerahtertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomipada suatu daerah.
LOCATION QUOTIENT (LQ)
RATA-RATA WILAYAH PEMBANGUNAN III,
TAHUN 2010-2014
TAHUN 2010-2014
LAPANGAN USAHA
|
Kota Cirebon
|
Cirebon
|
Kuningan
|
Indramayu
|
Majalengka
|
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
|
0,04
|
1,96
|
2,88
|
1,65
|
3,05
|
2. Pertambangan dan
Penggalian
|
-
|
0,54
|
0,64
|
5,72
|
0,99
|
3. Industri Pengolahan
|
0,24
|
0,49
|
0,06
|
1,04
|
0,31
|
4. Pengadaan Listrik dan Gas
|
1,70
|
0,22
|
0,13
|
0,06
|
0,11
|
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
|
3,61
|
1,03
|
1,17
|
0,81
|
0,68
|
6. Konstruksi
|
1,39
|
1,48
|
1,12
|
0,52
|
1,37
|
7. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
|
2,16
|
1,08
|
1,12
|
0,58
|
1,12
|
8. Transportasi dan
Pergudangan
|
2,51
|
1,54
|
3,02
|
0,41
|
0,87
|
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
|
2,05
|
1,53
|
0,73
|
0,49
|
1,32
|
10. Informasi dan Komunikasi
|
1,85
|
0,94
|
1,44
|
0,18
|
1,24
|
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
|
4,36
|
1,26
|
2,14
|
0,35
|
1,17
|
12. Real Estate
|
0,86
|
2,11
|
2,70
|
0,34
|
1,20
|
13. Jasa Perusahaan
|
2,23
|
1,95
|
1,05
|
0,47
|
0,90
|
14. Adm Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
|
1,69
|
1,35
|
1,91
|
0,77
|
1,77
|
15. Jasa Pendidikan
|
1,32
|
1,77
|
3,21
|
0,60
|
2,45
|
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
|
3,06
|
2,75
|
2,21
|
0,53
|
1,49
|
17. Jasa lainnya
|
1,18
|
1,75
|
1,66
|
0,18
|
1,43
|
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat 2015
KRITERIA PENGUKURAN LQ
menurut Bendavid – Val.
menurut Bendavid – Val.
- Nilai LQ > 1 , berarti kategori tersebut merupakan unggulan di kab/kota dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian wilayah.
- LQ = 1, berarti tingkat spesialisasi kategori tertentu pada tingkat kab/kota sama dengan kategori yang sama pada tingkat provinsi
- LQ < 1, berarti kategori tersebut bukan merupakan kategori unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian
Infrasturktur
Dalam menggenjot laju Pertumbuhan
Ekonomi dalam konsep pengembangan METROPOLITAN
Pemerintah konsen dalam
meningkatkan fasilitas dan infrastuktur, Meliputi:
1.
Pembangunan Bandara Internasional
Jawa Barat ( BIJB ) di Majalengka, Aero City Kertajati.
2.
Pembangunan Jalan TOL CIPALI yang sudah rampung,
3.
Akses TOL Dawuan ( Majalengka ) – Cileunyi ( Bandung ).
4.
Jalur Kereta hingga Akses ke Bandara Internasional.
5.
Pengembangan Trasportasi Laut ( ASDP ).
Dengan Kemajuan Perekonomian
Wilayah III Cirebon dan menjadikan METROPOLITAN CIREBON RAYA nantinya akan meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat, Peningkatan Pelayanan publik, Infrastruktur, Pendidikan,
Kesehatan, maupun Pendapatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Profil Kota Cirebon 2014 – Bapeda dan BPS Kota Cirebon.
Kota Cirebon Dalam Angka 2015 – BPS Kota Cirebon.
Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2015 – BPS Kabupaten Cirebon.
Kabupaten Kuningan Dalam Angka 2015 – BPS Kabupaten Kuningan.
Kabupaten Indramayu Dalam Angka 2015 – BPS Kabupaten
Indramayu.
Kabupaten Majalengka Dalam Angka 2015 – BPS Kabupaten
Majalengka.
Jawa Barat Dalam Angka 2015 – BPS PROV JABAR.
No comments:
Post a Comment